Dalam rentang frekuensi tertentu, suara ternyata memiliki efek
menyembuhkan. Kini, terapi suara telah menjadi salah satu pengobatan
alternatif yang bisa dipilih. Metode ini telah menjamur di masyarakat di
luar negeri.
Diddi Agephe adalah seorang terapis suara di
Indonesia. Ia telah menekuni bidang musik sejak tahun 1987, namun baru
memperkenalkan suara sebagai terapi di indonesia empat tahun yang lalu.
Diddi,
demikian sapaan akrabnya, memang dekat dengan dunia musik. Selain
sebagai terapis, ia juga berprofesi sebagai komposer. Indra Lesmana dan
Titi DJ adalah beberapa musisi yang juga pernah bekerja sama dengannya.
Namun
Diddi ingin talenta musiknya juga berguna bagi orang lain, terutama
untuk menyembuhkan. Ia pun mulai meramu musik-musik yang bersifat
meditasi.
"Sejak kelahiran anak pertama, saya merasakan
kebahagiaan yang sesungguhnya. Tapi saya melihat, masih banyak orang
lain yang tidak seberuntung saya. Saat itulah inspirasi saya membuat
musik yang sifatnya meditasi muncul," ujar Diddi saat diwawancara Yahoo!
Indonesia.
Setelah itu, Diddi mulai menekuni ilmu terapi suara.
Dalam frekuensi yang sesuai, suara dapat menyembuhkan berbagai penyakit,
terutama yang bersumber dari perasaan dan pikiran. Tak hanya itu,
menurut penelitian, berbagai virus penyakit juga mati jika diberi suara
dengan frekuensi khusus.
Metode yang paling sering digunakan
Diddi adalah mencari satu nada yang tepat untuk menyembuhkan pasiennya.
Nada itu dapat ditentukan oleh berbagai hal, tergantung kasus yang
dialami. Kemudian Diddi akan meramu suara dan musik meditasi untuk
pasiennya tersebut.
Diddi sadar, metode pengobatan alternatif ini
masih terbilang baru di tanah air. Tak mudah juga membuat orang
langsung percaya dengan metode pengobatan yang dipakainya.
"Mengingat
metode ini sudah dilaksanakan di banyak negara, saya biasanya
menampilkan video-video yang bisa dicari di Internet mengenai pengobatan
ini ke pasien saya untuk meyakinkannya,"
Yang paling menarik
dari terapi suara, para pasien tak akan tergantung pada terapisnya.
Setelah mereka menemukan frekuensi dan nada yang tepat untuk
menyembuhkan penyakitnya, maka mereka bebas mempraktikkannya sendiri
tanpa bantuan terapis.
"Jadi mereka bisa menyembuhkan dirinya sendiri," ujar Diddi lagi.
Ingin
tahu mengenai terapi suara lebih lanjut, silakan datang ke festival
Namaste pada tanggal 2,3,4 Desember 2011. Diddi Agephe akan menjadi
salah satu healer di festival tersebut.
smart
Kamis, 01 Desember 2011
Pernapasan Dasar Dalam Yoga
Satu hal yang membedakan yoga dengan olahraga lainnya adalah penyesuaian
antara napas dan gerakan demi menghindari kelelahan otot (muscle
fatigue). Pengaturan napas akan membawa oksigen lebih banyak ke dalam
darah dan otak, serta mengontrol energi (atau prana). Oleh karena itu,
pengaturan napas tersebut disebut Pranayama, atau teknik untuk
mengontrol energi di dalam tubuh.
Napas adalah kehidupan. Tetapi kita sering lupa dan mengabaikannya. Kita lupa bagaimana bernapas dengan benar. Kebanyakan kita bernapas secara dangkal, menarik napas melalui mulut, mengangkat bahu dan mengkontraksi perut. Hal ini menyebabkan oksigen yang masuk ke dalam paru-paru menjadi terbatas dan mengakibatkan kita menjadi kekurangan gairah dan mudah terkena penyakit.
Dalam yoga, pernapasan dasar yang dianjurkan adalah pernapasan perut (abdominal breathing), yaitu bernapas melalui hidung, mulut tertutup dan memaksimalkan fungsi dari paru-paru kita. Pada saat menarik napas, perut mengembang dan diafragma bergerak ke bawah memijat organ-organ di perut. Pada saat diafragma bergerak ke bawah, terciptalah ruangan di paru-paru sehingga udara dapat masuk secara natural dan lebih banyak. Membuang napas akan terjadi secara alami, diafragma bergerak ke atas dan perut mengecil.
Pernapasan perut dapat dilakukan kapan saja. Duduklah secara bersila dan letakkan salah satu tangan Anda di perut, dan tangan lainnya di tulang rusuk Anda. Tariklah napas secara perlahan, rasakan perut Anda mengembang dan rasakan udara masuk memenuhi paru-paru sehingga secara otomatis dada Anda juga mengembang. Lalu keluarkan napas secara perlahan, rasakan perut Anda mengempis dan rasakan udara keluar dari paru-paru sehingga secara otomatis dada Anda juga mengempis. Karena udara dikeluarkan dari paru-paru secara maksimal, maka akan tercipta ruang yang lebih besar di paru-paru untuk menampung napas yang masuk berikutnya. Lakukan berulang kali hingga kita merasakan badan menjadi segar dan pikiran menjadi tenang.
Latihan pernapasan perut ini akan memperlancar siklus pernapasan dan membawa lebih banyak oksigen segar ke dalam tubuh untuk dialirkan melalui peredaran darah. Seluruh organ tubuh menjadi sehat sehingga kita menjadi lebih berenergi dan dapat meneruskan aktivitas dengan penuh kesadaran.
Napas adalah kehidupan. Tetapi kita sering lupa dan mengabaikannya. Kita lupa bagaimana bernapas dengan benar. Kebanyakan kita bernapas secara dangkal, menarik napas melalui mulut, mengangkat bahu dan mengkontraksi perut. Hal ini menyebabkan oksigen yang masuk ke dalam paru-paru menjadi terbatas dan mengakibatkan kita menjadi kekurangan gairah dan mudah terkena penyakit.
Dalam yoga, pernapasan dasar yang dianjurkan adalah pernapasan perut (abdominal breathing), yaitu bernapas melalui hidung, mulut tertutup dan memaksimalkan fungsi dari paru-paru kita. Pada saat menarik napas, perut mengembang dan diafragma bergerak ke bawah memijat organ-organ di perut. Pada saat diafragma bergerak ke bawah, terciptalah ruangan di paru-paru sehingga udara dapat masuk secara natural dan lebih banyak. Membuang napas akan terjadi secara alami, diafragma bergerak ke atas dan perut mengecil.
Pernapasan perut dapat dilakukan kapan saja. Duduklah secara bersila dan letakkan salah satu tangan Anda di perut, dan tangan lainnya di tulang rusuk Anda. Tariklah napas secara perlahan, rasakan perut Anda mengembang dan rasakan udara masuk memenuhi paru-paru sehingga secara otomatis dada Anda juga mengembang. Lalu keluarkan napas secara perlahan, rasakan perut Anda mengempis dan rasakan udara keluar dari paru-paru sehingga secara otomatis dada Anda juga mengempis. Karena udara dikeluarkan dari paru-paru secara maksimal, maka akan tercipta ruang yang lebih besar di paru-paru untuk menampung napas yang masuk berikutnya. Lakukan berulang kali hingga kita merasakan badan menjadi segar dan pikiran menjadi tenang.
Latihan pernapasan perut ini akan memperlancar siklus pernapasan dan membawa lebih banyak oksigen segar ke dalam tubuh untuk dialirkan melalui peredaran darah. Seluruh organ tubuh menjadi sehat sehingga kita menjadi lebih berenergi dan dapat meneruskan aktivitas dengan penuh kesadaran.
Selamat berlatih!
Selasa, 18 Oktober 2011
Temuan Baru, Sepak Bola Ternyata Sudah Dimainkan di Inggris 500 Tahun Lalu
Kalangan ahli sejarah menemukan bukti sepak bola sudah dimainkan 300 tahun sebelum olahraga itu dipertandingkan, demikian laporan Times, Selasa.
Pertandingan sepak bola pertama dilakukan antara Inggris dan Skotlandia pada 1872. Bukti baru menunjukkan sepak bola dimainkan oleh kerajaan pada abad ke-15.
Pemain menggunakan kulit babi yang dibentuk seperti bola untuk memainkan sepak bola dan ketika itu hanya kaki yang boleh digunakan.
Richard McBrearty, kurator di Museum Sepak Bola Skotlandia, juga menemukan naskah kuno tentang King James IV dari Skotlandia yang membayar dua shilling untuk membeli satu tas berisi "fut ballis" pada 1497.
"Sepak bola lebih cepat berevolusi dibanding revolusi abad ke-19," kata McBrearty, yang membuat penemuan itu pada reka ulang dukumen lama di Perpustakaan Nasional Skotlandia, seperti dilaporkan Times.
Salah satu laporan menyebutkan, pertandingan sepak bola ketika itu diikuti 20 pemain yang diadakan di depan Elizabeth I pada 1569, dan setiap pemain menendang dari satu gawang ke gawang lain yang terbuat dari batang pohon, di lapangan yang luasnya sekitar 50 meter.
Yoga Bisa Mengontrol Gula Darah pada Penderita Diabetes, Lho...
Yoga yang lembut dapat membantu orang dengan diabetes tipe 2 mengurangi sedikit berat badannya dan mengontrol gula darah agar selalu dalam tingkat normal. Demikian sebuah penelitian kecil menunjukkan.
Penelitian, dengan responden 123 orang dewasa setengah baya dan manula, menemukan bahwa mereka yang menambahkan kelas yoga untuk perawatan diabetes standar mereka menunjukkan penurunan berat badan selama tiga bulan latihan. Pada saat yang sama, kadar gula darah rata-rata mereka tetap stabil - berbeda dengan kelompok kontrol ang tak melakukan yoga, dimana gula darah mereka menunjukkan kecenderungan meningkat.
Temuan ini dilaporkan dalam jurnal Diabetes Care. Namun penelitian ini tidak menyarankan bahwa yoga bisa menggantikan bentuk-bentuk lain dari olahraga untuk orang dengan diabetes tipe 2 - suatu penyakit yang umumnya terkait dengan obesitas.
Untuk betul-betul kehilangan berat badan dan mengendalikan gula darah, olahraga yang 'lebih berkeringat' akan bekerja lebih baik, menurut Shreelaxmi V Hegde dari Srinivas Institute of Medical Science and Research Center di Mangalore, India.
Di antara 60 peserta penelitian yang mengambil kelas yoga beberapa kali seminggu, Body Mass Index (BMI) rata-rata - ukuran berat dalam kaitannya dengan tinggi badan - menurun 25,9-25,4. BMI antara 25 dan 30 dianggap kelebihan berat badan.
"Dalam penelitian kami efek dari yoga pada BMI dan kontrol gula darah adalah marjinal," kata Hegde, peneliti utama pada Reuters Health melalui email.
"Tapi," ia menambahkan, "Perlu dicatat bahwa yoga mengontrol kadar gula darah yang dinyatakan meningkat pada kelompok kontrol."
Penelitian, dengan responden 123 orang dewasa setengah baya dan manula, menemukan bahwa mereka yang menambahkan kelas yoga untuk perawatan diabetes standar mereka menunjukkan penurunan berat badan selama tiga bulan latihan. Pada saat yang sama, kadar gula darah rata-rata mereka tetap stabil - berbeda dengan kelompok kontrol ang tak melakukan yoga, dimana gula darah mereka menunjukkan kecenderungan meningkat.
Temuan ini dilaporkan dalam jurnal Diabetes Care. Namun penelitian ini tidak menyarankan bahwa yoga bisa menggantikan bentuk-bentuk lain dari olahraga untuk orang dengan diabetes tipe 2 - suatu penyakit yang umumnya terkait dengan obesitas.
Untuk betul-betul kehilangan berat badan dan mengendalikan gula darah, olahraga yang 'lebih berkeringat' akan bekerja lebih baik, menurut Shreelaxmi V Hegde dari Srinivas Institute of Medical Science and Research Center di Mangalore, India.
Di antara 60 peserta penelitian yang mengambil kelas yoga beberapa kali seminggu, Body Mass Index (BMI) rata-rata - ukuran berat dalam kaitannya dengan tinggi badan - menurun 25,9-25,4. BMI antara 25 dan 30 dianggap kelebihan berat badan.
"Dalam penelitian kami efek dari yoga pada BMI dan kontrol gula darah adalah marjinal," kata Hegde, peneliti utama pada Reuters Health melalui email.
"Tapi," ia menambahkan, "Perlu dicatat bahwa yoga mengontrol kadar gula darah yang dinyatakan meningkat pada kelompok kontrol."
Dilema Gizi Anak Indonesia
Oleh Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
Jika mencermati status gizi anak Indonesia,akan muncul dilema. Dua potret kesehatan anak malnutrisi dan di saat yang bersamaan kelebihan gizi yang menyebabkan obesitas yang berisko pada berbagai penyakit kronik degeneratif seperti diabetes, jantung koroner.
"Meski telah banyak upaya perbaikan gizi dilakukan, khususnya perbaikan gizi kurang pada anak, tetapi masalah gizi anak di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, dan menunjukkan kesenjangan yang tinggi antar daerah dan golongan ekonomi keluarga," ungkap pakar gizi, Prof Dr. Ir. Hardinsyah, MS, dari Institut Pertanian Bogor dalam diskusi ilmiah `Keamanan Pangan dan Pola Konsumsi Anak' yang diselenggarakan Fonterra Brands Indonesia, Rabu (5/10/2011).
Umumnya, anak-anak yang mengalami malnustrisi disebabkan rendahnya konsumsi atau asupan vitamin dan mineral. Ini juga pertanda bahwa konsumsi pangan hewani (daging, ikan, susu dan telur), buah dan sayur anak Indonesia belum memadai. Anak gemuk mengalami kelebihan lemak, karbohidrat dan gula tambahan melalui makanan maupun minuman.
Dikatakannya, sepertiga anak balita tidak menenuhi kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan, dan seperlima balita tidak memenuhi kebutuhan protein minimal. Rata-rata pemenuhan kebutuhan vitamin dan mineral anak 10-12 tahun pada umummnya dibawah 65 persen. Namun sebagian anak mengkonsumsi telah melebihi kebutuhannya.
Diperoleh fakta berdasarkan data Riskesdas (2010) status gizi dan konsumsi gizi anak Indonesia masih bermasalah. Sekitar sepertiga anak masih mengalami status gizi pendek (termasuk sangat pendek) dan seperenam anak balita masih mengalami gizi kurang (termasuk gizi buruk).
"Peran berbagai pihak mulai dari pakar kesehatan anak, institusi pemerintah, produsen pangan anak, dan masyarakat itu sendiri sangat dibutuhkan agar komitmen untuk menyediakan asupan yang sehat dan tepat bagi anak Indonesia dapat semakin kuat dan terlaksana baik," katanya.
Nah Lho...Cacingan Bisa Turunkan Prestasi Anak Lho
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengajak masyarakat mewaspadai penyakit cacingan atau penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing. "Masyarakat harus mewaspadai cacingan karena masih banyak yang belum mengetahui bahayanya khususnya bagi anak-anak," kata Kepala Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Saleha Sungkar pada acara Seminar Edukasi Waspada Infeksi Cacingan di Gedung YTKI Jalan Gatot Subroto Jakarta, Rabu.
Saleha menjelaskan, cacingan bisa menyebabkan infeksi usus yang membuat seorang anak mengalami kurang protein, kurang gizi, dan kurang darah. "Akibatnya bisa terjadi penurunan prestasi pada anak di sekolah," katanya.
Kondisi tersebut menurut Saleha sungguh memprihatinkan karenanya para orang tua harus mewaspadai penyakit cacingan. Secara teknis dia juga menyebutkan, ada berbagai jenis cacing yang bisa menyebabkan penyakit di antaranya cacing gelang, cacing cambuk, cacing tambang dan cacing kremi.
Penularan penyakit cacingan juga beragam, di antaranya bersentuhan langsung dengan seseorang yang sudah cacingan, atau bersentuhan dengan permukaan benda seperti kran air, pegangan pintu, pensil, buku dan lain sebagainya yang sebelumnya sudah dipegang orang yang cacingan.
Untuk itu, dia menjelaskan sejumlah cara untuk mengatasi cacingan yakni dengan memeriksa tinja secara periodik setiap enam bulan sekali.
Selain itu meminum obat cacing dan menjaga kebersihan diri, makanan dan lingkungan. "Mencegah cacingan dengan menjaga kebersihan diri, makanan dan lingkungan sementara mengatasi dengan memberi obat yakni dalam bentuk 'abendazole dan pyrantel pamoat' bila hasil pemeriksaan tinja terdapat telur cacing," katanya.
Dengan melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan maka bisa menghindari berbagai bahaya yang ditimbulkan oleh penyakit cacingan.
"Jangan dianggap remeh karena penyakit tersebut berbahaya bagi kesehatan," katanya.
Saleha menjelaskan, cacingan bisa menyebabkan infeksi usus yang membuat seorang anak mengalami kurang protein, kurang gizi, dan kurang darah. "Akibatnya bisa terjadi penurunan prestasi pada anak di sekolah," katanya.
Kondisi tersebut menurut Saleha sungguh memprihatinkan karenanya para orang tua harus mewaspadai penyakit cacingan. Secara teknis dia juga menyebutkan, ada berbagai jenis cacing yang bisa menyebabkan penyakit di antaranya cacing gelang, cacing cambuk, cacing tambang dan cacing kremi.
Penularan penyakit cacingan juga beragam, di antaranya bersentuhan langsung dengan seseorang yang sudah cacingan, atau bersentuhan dengan permukaan benda seperti kran air, pegangan pintu, pensil, buku dan lain sebagainya yang sebelumnya sudah dipegang orang yang cacingan.
Untuk itu, dia menjelaskan sejumlah cara untuk mengatasi cacingan yakni dengan memeriksa tinja secara periodik setiap enam bulan sekali.
Selain itu meminum obat cacing dan menjaga kebersihan diri, makanan dan lingkungan. "Mencegah cacingan dengan menjaga kebersihan diri, makanan dan lingkungan sementara mengatasi dengan memberi obat yakni dalam bentuk 'abendazole dan pyrantel pamoat' bila hasil pemeriksaan tinja terdapat telur cacing," katanya.
Dengan melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan maka bisa menghindari berbagai bahaya yang ditimbulkan oleh penyakit cacingan.
"Jangan dianggap remeh karena penyakit tersebut berbahaya bagi kesehatan," katanya.
Nak, Yuk Bermain di Luar....
Banyaknya permainan elektronik yang sangat menarik membuat anak lebih sering berkegiatan di dalam ruang. Hal ini tentu kurang baik bagi perkembangan dan kesehatannya. Agar anak tertarik bermain di luar, berikut beberapa tip yang perlu diperhatikan orang tua:
1. Jika memungkinkan, ciptakanlah halaman belakang yang nyaman untuk anak.
2. Beri anak tempat di kamar, teras, atau ruang lainnya untuk menyimpan dan "memamerkan" hasil temuan mereka dari alam yang ingin disimpan.
3. Sediakan peralatan-peralatan khusus untuk "petualangan" luar ruang, misalnya sekop kecil, kaca pembesar, sarung tangan, dan lain-lain. Anak-anak biasanya senang dengan perkakas-perkakas seperti ini.
4. Saat mengajak anak bermain di luar ruang, biarkan mereka bereksplorasi sebebasnya. Mengawasi dari dekat boleh saja, tapi tidak perlu ikut nimbrung kecuali diminta.
5. Mau ke warung atau ke mini market di depan kompleks? Jika memungkinkan, ajak anak berjalan kaki dibanding naik mobil atau motor. Lebih menyehatkan.
6. Jika ada waktu, ajak anak menikmati kekayaan alam terdekat, misalnya ke gunung, kebun teh, air terjun, pantai, dan lain-lain.
Masih banyak lagi kegiatan yang bisa dilakukan bersama anak di luar ruang. Misalnya: bermain bola, bermain air, dan menyiram tanaman. Pilih mana yang paling disukai anak agar dia semangat dan tertarik melakukannya.
1. Jika memungkinkan, ciptakanlah halaman belakang yang nyaman untuk anak.
2. Beri anak tempat di kamar, teras, atau ruang lainnya untuk menyimpan dan "memamerkan" hasil temuan mereka dari alam yang ingin disimpan.
3. Sediakan peralatan-peralatan khusus untuk "petualangan" luar ruang, misalnya sekop kecil, kaca pembesar, sarung tangan, dan lain-lain. Anak-anak biasanya senang dengan perkakas-perkakas seperti ini.
4. Saat mengajak anak bermain di luar ruang, biarkan mereka bereksplorasi sebebasnya. Mengawasi dari dekat boleh saja, tapi tidak perlu ikut nimbrung kecuali diminta.
5. Mau ke warung atau ke mini market di depan kompleks? Jika memungkinkan, ajak anak berjalan kaki dibanding naik mobil atau motor. Lebih menyehatkan.
6. Jika ada waktu, ajak anak menikmati kekayaan alam terdekat, misalnya ke gunung, kebun teh, air terjun, pantai, dan lain-lain.
Masih banyak lagi kegiatan yang bisa dilakukan bersama anak di luar ruang. Misalnya: bermain bola, bermain air, dan menyiram tanaman. Pilih mana yang paling disukai anak agar dia semangat dan tertarik melakukannya.
Langganan:
Postingan (Atom)