Kamis, 01 Desember 2011

Dalam rentang frekuensi tertentu, suara ternyata memiliki efek menyembuhkan. Kini, terapi suara telah menjadi salah satu pengobatan alternatif yang bisa dipilih. Metode ini telah menjamur di masyarakat di luar negeri.

Diddi Agephe adalah seorang terapis suara di Indonesia. Ia telah menekuni bidang musik sejak tahun 1987, namun baru memperkenalkan suara sebagai terapi di indonesia empat tahun yang lalu.

Diddi, demikian sapaan akrabnya, memang dekat dengan dunia musik. Selain sebagai terapis, ia juga berprofesi sebagai komposer. Indra Lesmana dan Titi DJ adalah beberapa musisi yang juga pernah bekerja sama dengannya.

Namun Diddi ingin talenta musiknya juga berguna bagi orang lain, terutama untuk menyembuhkan. Ia pun mulai meramu musik-musik yang bersifat meditasi.

"Sejak kelahiran anak pertama, saya merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya. Tapi saya melihat, masih banyak orang lain yang tidak seberuntung saya. Saat itulah inspirasi saya membuat musik yang sifatnya meditasi muncul," ujar Diddi saat diwawancara Yahoo! Indonesia.

Setelah itu, Diddi mulai menekuni ilmu terapi suara. Dalam frekuensi yang sesuai, suara dapat menyembuhkan berbagai penyakit, terutama yang bersumber dari perasaan dan pikiran. Tak hanya itu, menurut penelitian, berbagai virus penyakit juga mati jika diberi suara dengan frekuensi khusus.

Metode yang paling sering digunakan Diddi adalah mencari satu nada yang tepat untuk menyembuhkan pasiennya. Nada itu dapat ditentukan oleh berbagai hal, tergantung kasus yang dialami. Kemudian Diddi akan meramu suara dan musik meditasi untuk pasiennya tersebut.

Diddi sadar, metode pengobatan alternatif ini masih terbilang baru di tanah air. Tak mudah juga membuat orang langsung percaya dengan metode pengobatan yang dipakainya.

"Mengingat metode ini sudah dilaksanakan di banyak negara, saya biasanya menampilkan video-video yang bisa dicari di Internet mengenai pengobatan ini ke pasien saya untuk meyakinkannya,"

Yang paling menarik dari terapi suara, para pasien tak akan tergantung pada terapisnya. Setelah mereka menemukan frekuensi dan nada yang tepat untuk menyembuhkan penyakitnya, maka mereka bebas mempraktikkannya sendiri tanpa bantuan terapis.

"Jadi mereka bisa menyembuhkan dirinya sendiri," ujar Diddi lagi.

Ingin tahu mengenai terapi suara lebih lanjut, silakan datang ke festival Namaste pada tanggal 2,3,4 Desember 2011. Diddi Agephe akan menjadi salah satu healer di festival tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar